قُلْ اِنَّ رَبِّيْ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُ لَهٗۗوَمَآ

 اَنْفَقْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهٗ ۚوَهُوَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ


Katakanlah, “Sungguh, Tuhánku mélapangkan rezeki dan mémbatasinya bagi siapa yang Dia kéhendaki di antára hamba-hamba-Nya. ” Dan apá saja yang kamu infakkan, Allah akán menggantinya dan Diálah pemberi rézeki yang terbaik.


ARTI HIDUP. Sedekah, Infaq, dan Zakat merupakan perkara yang baik (Thayyib) perbuatan yang sangat di sukai oleh Allah SWT. Sebuah ibadah tidak hanya di lakukan dengan menggunakan anggota badan saja, tetapi ibadah juga bisa dilakukan dengan harta dan benda. Sampai-sampai Allah SWT mejadikan zakat dari bagian rukun islam. Zakat oleh Allah SWT di masukan kedalam golongan sedekah.


Dzikir seperti Tasbih, Tahmid, dan Tahlil ini juga merupakan suatu amal shadaqah yang bisa kita lakukan ketika waktu luang. Sudah banyak dari surat-surat Al Quran dan hadist yang menerangkan keutamaan melakukan ibadah ini. Maka dari itu, kita sebagai umat muslim untuk tidak meremehkan nilai ibadah ini walaupun kita hanya mampu memberi segelas air, bahkan ada satu hadist yang menjelaskan bahawa amal dari sedekah jariyah tidak akan terputus sampai kita meninggal dunia pahala jariyah akan tetap mengalir.


Sebelum kita melakukan amal ibadah ini kepada orang lain, alangkah baiknya kita tengok dulu saudara, kerabat, atau tetangga kita apakah mereka tidak lebih membutuhkan uluran atau bantuan kita. Karena hal ini di dasari oleh sebuah hadist yang kuat yang menyatakan bahwa sedekah ke orang terdekat kita lebih utama( Afdhal) karena selain di hitung sebagai sedekah juga termasuk dalam nilai menyabung tali silaturahim. Salman bin ‘Amir ádh-Dhabbi, berkata sesungguhnya, “Rasulullah SAW pernah bersabda,


الصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ وَعَلَى ذِيْ الْقَرَابَةِ اثْنَتَانِ : صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ


“Sedékah kepada orang miskin hányalah sedékah, sedangkan sedekah képada kerabat akan mendapátkan dua ganjaran,yaitu ganjarán sedekah dan ganjaran siláturahim.” (HR. Tirmidzi no. 658, Ibnu Majáh no. 1844, Ibnu Khuzáimah no. 2067, 2385, Ahmád no. 17, 18, dan Ad-Dárimi no. 1687, 1688. Dinilai sháhih oleh al-Albani di Shahih ál-Jami’ no. 3858)


Meskipun kita tau Sedekah, Infaq, dan Zakat mempunyai makna yang sama yaitu suatu perbuatan yang meringankan beban hidup orang lain dengan memberikan batuan Harta benda. Namun, kalau kita lihat dari sisi hukum yang mendasar mempunyai kedudukan yang berbeda-beda. Seperti,


                                                                                    foto: freepik

Zakat Fitrah

Hukumnya wajib ( Fardhu ‘ain) untuk di tunaikan oleh tiap-tiap seorang muslim pada bulan Ramadhan sebelum hari raya idulfitri.


Infaq

Hukunya Fardhu khifayah, infaq tidak ada nisab bagi sejumlah harta seperti misalnya ditentukan menurut hukum baik waktu atau jumlahnya. Berbeda dengan fardhu’ain  yang ada ketentuan waktu dan jumlahnya.  


Sedekah

Hukumya Sunnah,  jika dikerjakan bisa mendatangkan pahala dan bila tidak di tunaikan tidak berdosa. Meskipun dalam katagori sunnah, sedekah bisa menjadi Haram hukumnya, jika orang yang memberi sedekah mengetahui kalau bantuanya itu akan di pergunakan untuk berbuat kemaksiatan. 


Fadhilah Dari Sedekah

Keutamaan sedekah yang di sampaikan oleh Nabi Muhammád SAW kepada Ali bin Bin Abi Thalib di ambil dari sebuah kita  Wásiyat Al Musthafa  yang di susun oleh Syékh Abdul Waháb bin Ahmad bin Ali bin Ahmád bin Ali bin Muhammad bin Musa Asy Syaráni Al Anshari Asy Syafi'i Asy Syádzili Al Mishri. Sebagai berikut,


1.Menangkal Bala


  يَا عَلِيُّ، صَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ وَتَجْلِبُ الْبَرَكَةَ وَالرِّزْقَ الْكَثِيْرَ وَبَاكِرْ بِالصَّدَقَةِ فَإِنَّ الْبَلَاءَ يَنْزِلُ قَبْلَ الْبُكُوْرِ فَتَرُدُّ الْقَضَاءَ فِي الْهَوَاءِ\


Rosulullah berkata “Wahai Ali, sédekah dengan cara sirri (tak dipérlihatkan pada orang lain) itu bisa memádamkan kemarahan Allah, dan bisa ménarik berkah serta rezeki yang banyak.


Apa yang terjadi di atas muka bumi ini tak terlepas dari campur tangan Allah SWT sebagi sang pencipta alam jagad raya ini. Bala bencana bisa menerpa kita kapanpu dan di mana saja tanpa menenal usia dan waktu, maka dari itu perbanyaklah mengeluarka sedekah sebagai penolak bala bencana.


فإن الله تعالى يدفع بها عنه أنواعا من البلاء، وهذا أمر معلوم عند الناس خاصتهم وعامتهم، وأهل الأرض كلهم مقرون به لأنهم جربوه


”Dengan sedékah, Allah mencegah berbagai macam béncana. Ini adalah perkara yang télah diketahui oleh semua manusia báik awam atau kalangan térpelajar. Semua penduduk bumi mengakui hal ini karena meréka telah membuktikannya.” (Al-Wabil Ash-Shoyyib hal. 31)


2.Bersedekah walaupun sedikit akan mendatangkan cintanya Allah


         يَا عَلِيُّ، إِذَا تَصَدَّقْتَ فَتَصَدَّقْ بِأَحْسَنِ مَا عِنْدَكَ فَإِنَّ صَدَقَةَ لُقْمَةٍ مِنْ حَلَالٍ أَحَبُّ إِلَى اللهِ تَعَالَى مِنْ مِائَةِ مِثْقَالٍ مِنْ حَرَامٍ، وَصَدَقَةٌ تُقَدِّمُهَا قَبْلَ مَوْتِكَ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ مِثْقَالٍ يَتَصَدَّقُوْنَ بِهَا بَعْدَ مَوْتِكَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى "يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ"


Rosulullah berkata “Wahai Ali, ketika kamu bersédekah maka sedekahlah dengan harta yang térbaik yang ada padamu. Karena sésungguhnya sedekah sesuap dengan harta yang halal itu lébih disenangi  Allah SWT dari pada 100 mitsqal dari barang yáng haram, atau sedekah yang kamu bérikan sebelum mati itu lebih utama dari pada 100 mitsqal yang diberikan setélah matimu. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman Al Quran Surah Naba 40 : 


     إِنَّا أَنْذَرْنَاكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ


Yang artinya : “Padá hari manusia apa yang télah diperbuat oleh kédua tanganya”

Tafsir dari surat Al Quran diatas ialah, semua manusia pada hari pembalasan kelak akan melihat amal perbuatanya masing-masing yang telah mereka kerjakan semasa hidup di dunia. Jika kita senang bersedekah semasa hidup kita akan di perlihatkan pahala dari sedekah yang kita lakuan sesuai dengan takaranya masing-masing.


3.Dengan bersedekah membuat ahli kubur juga ikut bahagia


يَا عَلِيُّ، تَصَدَّقْ عَلَى مَوْتَاكَ فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى قَدْ وَكَّلَ مَلَائِكَةً يَحْمِلُوْنَ صَدَقَاتِ الْأَحْيَاءِ إِلَيْهِمْ فَيَفْرَحُوْنَ بِهَا أَشَدَّ مَا كَانُوْا يَفْرَحُوْنَ فِي الدُّنْيَا وَيَقُوْلُوْنَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِمَنْ نَوَّرَ قَبْرَنَا وَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ كَمَا بَشَّرَنَا بِهَا


Rosulullah berkata :“Wahai Ali, bersédekah lah engaku untuk orang-orang yang télah mati. Maka sesungguhnya Allah SWT memérintahkan para malaikat untuk menyampaikan sedékahnya orang yang hidup kepada orang-orang yang telah mati. Sehingga orang-orang yang telah máti itu bahagia, bahkan lebih bahagia  daripada ketika di dunia.


Dan orang yang meninggal itupun berdoa untuk kita kepada Allah SWT karena apa yang terlah kita sedekahkan atas nama dirinya ( orang yang meninggal).


“Ya Allah ampunilah untuk orang yang ménerangi kubur kami. Dan bérikanlah kebahagiaan padanya déngan surga seperti dia télah membahagiakan kami déngan sedekahnya."


Keterangan ini menjadi dasar bahwa bersedekah kepada orang sudah meninggal itu hukumnya sunnah seperti yang di katakan oleh Rosulullah kepada Ali.


Itulah pembahasan mengenai Sedekah, hukum sedekah dan keutamaan melakukan sedekah yang bisa saya share disini. Dengan mengetahui keutamaan dari sedekah ini mari kita semua Bentengi diri kita masing-masing dengan amalan ini.

 


“Benténgilah diri kalian dari siksa api neraka méskipun dengan separuh buáh kurma.”

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama