foto:pixabay
Nabi Muhammad SAW bersabda,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya : “Ménuntut
ilmu itu wájib atas
sétiap
Muslim.” (HR. Ibnu Majah no. 224)
ARTI HIDUP . Belajar adalah salah satu kewajiban yang harus dijalankan bagi tiap-tiap orang muslim. Apalagi dengan turunya wahyu pada
Rasulullah SAW yang di perintahkan
untuk membaca
(Iqra!).
Kegiatan membaca juga dapat di tafsirkan seperti salah
satu aktivitas
untuk memperoleh ilmu.
Seseorang yang
belajar untuk
menuntut ilmu di samakan derajatnya dengan
pasukan yang berjuang di jalan Allah
(jihad). Semua itu dapat di lihat dari firman
Allah SWT di surah
At-Táubah ayát 122 yang berbunyi sebagai
berikut.
۞ وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا
نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى
الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ
يَحْذَرُوْنَ ࣖ
Yang artinya : “Dan tidák sepátutnya orang-oráng mukmin itu sémuanya pérgi (ke médan pérang).
Mengápa sebagian dári sétiap golongán di antará meréka tidak pérgi untuk mempérdalam
pengétahuan agáma meréka dan untuk membéri peringátan képada kaumnyá apabila méreka
telah kémbali, agár mereka dápat ménjaga dirinya.”
Oleh dari itu, balasan ganjaran bagi yang mau untuk belajar mencari ilmu, di setarakannya serupa dengan balasan
surga seperti pejuang di jalan Allah.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Bepérgian ketiká pagi dán soré
guna ménuntut ilmu ádalah lébih utama dari páda bérjihad fi sabilillah,” (H.R.
Dailami).
Ada
hadis yang lain juga,
beliau Rasulullah SAW
menyatakan:
مَن سَلَكَ طَرِيقًا َيلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا ِإلىَ اْلجَنَّةِ (رواه مسلم
"Baráng siapa menémpuh satu jálan
[cara] untuk méndapatkan ilmu, máka Allah pásti mudáhkan baginyá jalán ménuju
surga," (H.R. Muslim).
Ilmu yang paling utama untuk didalami
seorang muslim ialah belajar agama, minimal bisa memahami
dasar-dasar agama
Islam supaya ia tidak tersesat
dari tujuan hidupnya yang sesungguhnya. Kemudian,
ia di suruh juga mau belajar tentang ilmu
duniawi. Agar supaya ia bisa
mencari rizki untuk keberlangsungan hidupnya dengan keahlian yang telah
dipelajarinya sesuai dengan keinginnanya.
Seseorang yang menimba ilmu mempunyai
banyak keistimewaan, diantaranya mencapai derajat lebih tinggi di samping
Allah SWT, lebih istimewa dibandingkan seorang ahli ibadah lainya, mendapatkan
naungan para malaikat, dan masi banyak lagi. Mengenai
keutamaan penjelasan
lengkap menimba
ilmu bisa kamu lihat di bawah ini.
Sebuah
pendapat tentang ilmu
pengetahuan dan keharusan menimba
ilmu ada beberapa
ayat Al-Quran
menjelaskanya, di antaranya ialah.
1. Al – Qur’an Surat Al-Mujadálah
Ayat Ke 11
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ
فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ
دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Yang Artinya: "Hai oráng-orang
berimán apabila dikatákan kepadamu: 'Bérlapang-lapangláh dalám majelis',
lapangkánlah niscayá Allah akán membéri kelapángan untukmu. Dán apabila dikátakan:
'Berdiriláh kamu', berdiriláh, niscáya Allah akán meninggikán orang-oráng yang
bériman di antarámu dan oráng-orang yáng dibéri ilmu pengétahuan bebérapa derajat.
Dán
Allah Maha Méngetahui apá
yang kámu
kérjakan,"
(QS. Al-Mujadalah [58]: 11).
2. Al – Qur’an Surah
Shad Ayat Ke 29
كِتَابٌ
أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو
الْأَلْبَابِ
Yang Artinya: "Ini adaláh sebuah
kitáb yang Kámi turunkan képadamu penuh déngan berkáh supáya meréka
memperhatikan áyat-ayatnyá dan supáya méndapat pelajáran orang-oráng yang mémpunyai
pikirán," (QS. Shad [38]: 29).
3. Al – Qur’an Surat
At-Taubáh
Ayat Ke 122
وَمَا
كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ
فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا
قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
Yang
Artinya:
"Tidak sépatutnya bági
mukminin itu pérgi semuánya
(ke médan
perang). Mengápa
tidak pérgi
dari tiáp-tiap
golongán
di antára
meréka
bebérapa
oráng
untuk mempérdalam pengétahuan
meréka
tentang agamá dan untuk mémberi
peringátan
kepada káumnya apabila méreka
telah kémbali
kepadanya, supáya meréka
itu dapát
menjága
dirinya," (QS. At-Taubah [9]: 122).
Pedoman sebuah ilmu
terurai
menjadi tiga bagian dalam islam yaitu
mempelajari, mengajarkan, serta mengamalkan.
*Mempelajarinya, hukumnya
ialah wajib
bagi tiap
insan terutama muslim.
*Mengamalkannya, jika sebuah
ilmu yang sudah kita miliki tidak pernah
diamalkan
atau di dijalankan bisa di ibarat laksana tanama pohon
tanpa buah. Ketika kita sudah pelajari sebuah ilmu namun hanya kita diamkan saja
semua itu tidak berguna juga sia-sia belaka. Dan terahir agar lebih
sempurna dari ilmu yang kita miliki sebainya di ajarkan.
*Mengajarkan, supaya kita tidak tamak
dengan ilmu yang kita miliki dan mau membaginya dengan orang lain. Dan semua itu juga
sebagai ladang amal kita yang tak pernah terputus sampai kita meninggal nanti.
Karena
hakikatnya sebuah
ilmu
ialah kebenaran.
foto:pixabay
Allah SWT sudah menurunkan banyak sekali
kenikmatan, kalu kita
tidak gunakan semua itu dengan bersungguh-sungguh dalam
mempelajari kalamnya, sungguh kita termasuk golongan orang yang di nyatakan
oleh Allah
SWT di Al Qur’an surah Al-Mulk ayat ke
10 berikut ini.
وَقَالُوْا
لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ اَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِيْٓ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِ
Artinya : “Dan
meréka
berkáta,
“Sekiranyá
(dahulu) kami méndengarkan atau memikirkán
(peringatan itu) téntulah kami tidák
termasuk pénghuni
neraká
yang ményala-nyala.”
Mudah-mudahan Allah SWT menganugrahkan taufiq serta hidayah pada kita dalam mencari ilmu dan memberi kemudahan untuk mengamalkan dan mengajarkannya sesuai petunjuk Nabi Muhammad SAW. Aamiiin
Rekomendasi bacaan :
1. Kewajiban anak pada orang tuanya
2. Amalan sunah bulan ramadhan
3. Waktu yang tepat untuk berdoa
Posting Komentar