foto: freepik


   ARTI HIDUP .  " Bulan ini saya ada presentasi, tapi saya bingung," ujar seorang dari kepala tim dari sebuah perusahaan alat kesehatan. Ia di tarik oleh perusahaan tersebut karena kemampuan niaga yang baik. Namun, ia takut tidak bisa bicara. Ia sanggup mengeluarkan kemampuan yang luar biasa dalam berbisnis saat duduk santai, tapi masalahnya adalah presentasi.

  Ia berkata, " kalau bicara biasa saja saya bisa, seharusnya saat presentasi juga, kan? saya bukanya tidak bisa presentasi. Akhir tahun lalu, saya pernah presentasi untuk pesanan yang bernilai milyaran. Waktu itu karena sangat gugup, tidak seperti biasanya saya melakukan banyak kesalahan sehingga pesanan melayang begitu saja. Akibatnya, perusahaan mengalamikerugian besar. Hal itu sangat menggangu mental saya. "

  Akhirnya saya mengerti apa yang terjadi, sebuah kesalahan telah mengikat saya. saya berkata, " jadi itu yang membuat anda trauma. Karena itu, Anda jadi takut presentasi? "

  Ia mengangguk, Di sekitar kita, tidak banyak orang yang bisa presentasi atau menyajikan paparan penting karena trauma seperti itu. Mereka mengalami hambatan besar  dalam dunia kerja. Berbicara merupakan daya saing yang sangat penting dalam bisnis, sehingga jika tidak bisa menguasainya maka mau tidak mau akan tersingkir.

  Banyak juga orang di luar sana yang tidak bisa berbicara dengan normal akibat trauma. Ciri-ciri gejala ini adalah :

  * Berbicara terbata-bata
  * Suara kecil dan bergetar
  * Gagap berlebihan
  * Tidak berani menatap mata orang lain

  Mungkin saja anda sedang mengalami masalah dalam berbicara. Sebagian besar orang yang menampakkan gejala seperti itu karena merasa tidak percaya diri yang di sebabkan oleh luka psikologis saat tumbuh dewasa, trauma, atau merasa rendah diri sangat memengaruhi bagi seseorang sehingga mengubah cara berbicara sangat tidak mungkin.

  Namun, menurut psikolog sekaligus psikiater Alfred Adler, itu samasekali tidak benar. Dalam The Courage To Be Hated, seorang filsuf membantah teori Freud yang mengatakan bahwa luka hati yakni trauma adalah penyebab mutlak ketidak bahagiaan . Ia bahkan berkata :

  " Adler tidak setuju dengan teori trauma dan berkata, 'pengalaman bukanlah penyebab kegagalan ataupun kesuksesan. Kita tidak menderita karena kejutan -- yakni trauma -- yang kita dapatkan dari pengalaman, tetapi kita sedang mencari cara yang sesuai melalui pengalama, bukan pengalaman yang menentukan diri kita, tapi makna yang di berikan pengalaman yang menentukan."'

  Jadi, cara mengatasi trauma dengan cara memulihkan rasa percaya diri dan berubah menjadi orang yang mampu berbicara dengan cerdas. 


       MEMBUANG RASA TAKUT 

  Sebagai contoh, kita bisa melihat Barak Obama. Saat berrusia 2 tahun, ayahnya yang berasal dari kenya dan berkulit hitam bercerai dari ibunya yang berkulit putih. Lalau ibunya menikah untuk yang kedua kali dengan orang Indonesia,  sedangkan ia tumbuh dalam asuhan kakek - neneknya.di hawai. Meskipun keturunan kulit hitam, ia adalah "anak Blasteran" yang tidak di akui oleh murid-murid hitam apa lagi kulit putih. Trauma dan rasa rendah diri yang muncul dalam dirinya membuatnya tersesat hingga menyentuh obat-obatan terlarang. Namun, meskipun memiliki latar belakang seperti ini, saat masi muda ia memiliki kemampuan berpidato yang mumpuni dan pernah menjadi seorang presiden Amerika Serikat yang diakui sebagai seorang orator yang ternama. 

  Obama tumbuh di lingkungan kurang bagus dengan rasa trauma dan rasa rendah diri yang tinggi. Hal ini menjadi batu sandungan bagi kemampuan bicara Obama. Namun, kenapa ia tidak terbata-bata dan cara bicaranya tidak gagap? Sederhana. Ia menjadikan rasa trauma dan rendah dirinya sebagai energi untuk tumbuh dan menarik dirinya terus menerus. Oleh karena itu, ucapanya yang penuh rasa peracaya diri dapat menggerakan hati banyak orang.
 
   Begitu pula jagoan presentasi Steve Jobs. Ia merasa trauma dan rendah diri karena merupakan anak adopsi. Ia pun pernah tersesat dan bersentuhan dengan obat-obatan terlarang. Ia meninggalkan bangku kuliah dan terjun ke dalam bisnis komputer yang tidak terjamin masa depanya. Kehidupanya did bawah rata-rata. Seharunya keadaan ini sudah cukup untuk membuatnya sudah tidak percaya diri dan gagap dalam berbicara. Namun kenyataanya, hal tersebut bukan hambatan bagi Steve Jobs. Dan ia menjadi salah satu orang paling pandai berbicara di seluruh dunia.

  Penyebabnya jelas, ia merubah rasa traumanya dan rasa rendah dirinya menjadi semangat menantang. Ia mencintai apa yang di kerjakannya lebih dari siapa pun dan rasa percaya terhadap dirinya sendiri sangat besar. Dalam pidatonya di upacara kelulusan Universitas Standford, ia berpesan agar mencari pekerjaan yang benar-benar di sukai.
 
  " Stay hungry! Stay Foolish! "


  Keyakinan diri yang kuat seperti inilah yang membuatnya di akui sebagai ahli berbicara secara tegas, lugas dan jelas. 

  Barack Obama dan Steve Jobs memiliki rasa percaya diri yang tinggi karena berhasil mengatasi trauma dan rasa rendah diri yang disebabkan oleh keadaan mereka yang malang. Inilah yang membuat mereka mampu menjadi pembicara ulung. Rasa percaya diri yang kuat adalah hal utama untuk bisa pandai berbicara. Kita harus terbebas dari rasa luka atau rasa rendah diri yang membuat kita tidak berani berbicara kepada orang lain. Dengan demikian, kita akan dapat berbicara dengan sorot mata tajam dan menyentuh hati pendengar.





  ~~Sumber buku Bicara Itu ada Seninya ~~

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama